Menumbuhkan Karakter Jujur melalui Pembuatan Karya Ilmiah [Bag. 2]

hyhyhySetelah mengetahui  penyebab dari kurang terampilnya guru dalam membuat karya ilmiah tentu guru harus mencari solusi dari permasalahan tersebut. Yakni dengan menghilangkan penyebab dari faktor-faktor penghambat dari ketidakmampuan guru membuat karya ilmiah.

Bagaimana hubungannnya antara pembuatan karya ilmiah dan pembentukan karakter jujur pada guru? Seorang guru harus memahami mengapa harus membuat karya ilmiah.  Menurut Bambang Prihadi ada beberapa alasan penting penulisan karya ilmiah. Pertama,  Merupakan bagian dari kehidupan akademis, untuk berkomunikasi serta memberdayakan diri sendiri dan orang lain. Guru sebagai ilmuwan memiliki tanggung jawab untuk selalu mendalami, mengembangkan, dan mencari temuan baru dalam bidang keilmuan. Kedua,  Bagi guru berstatus pegawai negeri sipil yang ingin naik berpangkat , pembuatan karya ilmiah merupakan persyaratan kenaikan pangkat. Ketiga,  Muaranya adalah penyempurnaan tindakan kelas terhadap siswa yang memiliki beragam bakat dan potensi.
Agar karya ilmiah guru benar-benar bermanfaat maka harus memenuhi beberapa kretria.  Karya tulis ilmiah guru hendaknya memiliki persyaratan khusus, yakni
syarat APIK (Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten) (Sunendar, http://www.
lpmpjabar.go.id/ lpmp/; dan Arikunto, 2007). Adapun APIK  yang dimaksud adalah sebagai berikut.  Asli, karya tulis yang dihasilkan harus merupakan produk asli guru
dan sesuai dengan mata pelajaran yang diampu dan tempat bekerja. Perlu, karya tulis yang dihasilkan guru harus dirasakan manfaatnya secara langsung oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Ilmiah, karya tullis yang dihasilkan harus disusun secara ilmiah, sistematis, runtut dan memenuhi persyaratan penulisan karya ilmiah. Konsisten, karya tulis ilmiah yang dihasilkan harus memperlihatkan
keajegan dan konsistensi pemikiran yang utuh, baik secara keseluruhan maupun hubungan antar bagian karya tulis yang disajikan.
Pembuatan karya ilmiah sangat diperlukan kejujuran dari guru. Menurut Hj. Emosda (2011),  jujur (kejujuran) akan tercermin dalam perilaku yang diikuti dengan hati yang lurus (ikhlas), berbicara sesuai dengan kenyataan, berbuat sesuai bukti dan kebenaran. Dengan demikian kejujuran merupakan salah satu unsur kekuatan spiritual, akhlak mulia, serta kepribadian. Sehingga kejujuran seorang  guru dalam membuat karya ilmiah dikaitkan dengan keyakinan seseorang bahwa apa yang ia lakukan dalam membuat karya ilmiah, data-data, teori dari pengusung karya ilmiah itu murni sesuai dengan data asli serta teori yang dapat dipertanggung jawabakan.

Ketika seorang guru melakukan Penelitian  Tindakan Kelas (PTK) mulai dari memunculkan masalah,  menyusun teori berupa tinjuan pustaka, memberikan tindakan terhadap kelas, mengolah data berdasarkan fakta apa adanya. Landasan teori tidak plagiat, treatmen yang dilakukan pada kelas sesuai dengan skenario, data tidak piktif. Munculnya kejujuran dalam pembuatan karya ilmiah oleh seorang guru akan muncul jika guru tersebut benar-benar menjalani agama yang ia yakini. Dia sangat yakin bahwa apapun yang ia lakukan pasti akan diminta pertanggung-jawaban oleh Tuhannya kelak di akhirat. Jadi karya ilmiah akan sangat bermanfaat jika dibuat oleh guru yang jujur berlandaskan pada aqidah yang ia anut. Dia akan menyakini bahwa karya ilmiah yang dibuat, sedikit-banyaknya akan berpengaruh pada kehidupan dia diakhirat, surga atau neraka.  Wallahu ‘alam.

Posted on May 21, 2017, in Artikel and tagged , , . Bookmark the permalink. Leave a comment.

Leave a comment