Guru Keren itu Ngeblog!!!
Menurut Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Tentu ini bukan tugas yang mudah bagi guru. Mengingat Guru sekarang dihadapkan pada era serba digital. Teknologi telah menjadi bagian dari kehidupannya sejak lahir, mereka disebut sebagai “Digital Native” (kaum pribumi dunia digital), secara alami generasi ini mampu menguasai teknologi dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari (http://edukasi101.com). Artinya, adalah sebuah kewajiban seorang guru harus mampu dan terampilan melibantan ICT dalam pembelajarannya.
Berdasarkan Permendikbud No. 022 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan beberapa karakter proses pembelajaran. Seorang Guru harus mampu menghadirkan suasana pembelajaran sebagai berikut. Pertama, dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu. Kedua,guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber belajar. Ketiga, pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas. Keempat, Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran. Salah satu komponen ICT yang dapat menghandle pembelajaran yang sesuai dengan ruh dari Standar Proses tersebut adalah Blog.
Read the rest of this entry
Menumbuhkan Karakter Jujur melalui Pembuatan Karya Ilmiah [Bag. 2]
Setelah mengetahui penyebab dari kurang terampilnya guru dalam membuat karya ilmiah tentu guru harus mencari solusi dari permasalahan tersebut. Yakni dengan menghilangkan penyebab dari faktor-faktor penghambat dari ketidakmampuan guru membuat karya ilmiah.
Bagaimana hubungannnya antara pembuatan karya ilmiah dan pembentukan karakter jujur pada guru? Seorang guru harus memahami mengapa harus membuat karya ilmiah. Menurut Bambang Prihadi ada beberapa alasan penting penulisan karya ilmiah. Pertama, Merupakan bagian dari kehidupan akademis, untuk berkomunikasi serta memberdayakan diri sendiri dan orang lain. Guru sebagai ilmuwan memiliki tanggung jawab untuk selalu mendalami, mengembangkan, dan mencari temuan baru dalam bidang keilmuan. Kedua, Bagi guru berstatus pegawai negeri sipil yang ingin naik berpangkat , pembuatan karya ilmiah merupakan persyaratan kenaikan pangkat. Ketiga, Muaranya adalah penyempurnaan tindakan kelas terhadap siswa yang memiliki beragam bakat dan potensi.
Agar karya ilmiah guru benar-benar bermanfaat maka harus memenuhi beberapa kretria. Karya tulis ilmiah guru hendaknya memiliki persyaratan khusus, yakni
syarat APIK (Asli, Perlu, Ilmiah, dan Konsisten) (Sunendar, http://www.
lpmpjabar.go.id/ lpmp/; dan Arikunto, 2007). Adapun APIK yang dimaksud adalah sebagai berikut. Read the rest of this entry
Menumbuhkan Karakter Jujur melalui Pembuatan Karya Ilmiah
Istilah karya ilmiah bagi seorang guru adalah istilah ringan diucapkan tapi berat dilaksanakan. Anggapan ini bukanlah hisap jempol belaka. Secara filosofis, memang apa yang dilakukan oleh guru jika direkam, dianalisis kemudian diwujudkan berupan laporan maka yang demikian dapat dianggap sebagai karya ilmiah. Tetapi oleh sebagian guru ini adalah perkara yang sangat berat.
Salah satu indikasi kelemahan guru dalam menulis atau membuat karya ilmiah adalah minimnya guru yang mengajukan kenaikan pangkat/golongan pegawai. Menjadi minim peminat karena ada persyaratan pembuatan karaya ilmiah. Selalu ada jalan bagi yang mau berusaha. Maka ada oknum guru yang melakukan pembuatan karya ilmiah dengan cara plagiat. Media Cetak banyak mepublikasikan pemberitaan bahwa ada oknum guru yang membuat karya lmiah dengan cara plagiat. Tidak hanya plagiat, banyaknya juga pihak-pihak yang menyediakan jasa pembuatan karaya ilmiah secara instan dengan cara manipulasi data-data pada karya ilmiah tersebut.
Menurut Lako (2012), ada beberapa modus yang dilakukan oleh oknum dalam mengakusisi karya orang lain. Pertama, seorang penulis mengambil tulisan orang lain dan mengklaim sebagai tulisannya sendiri. Read the rest of this entry
TIK; Musuh atau Sahabat Guru
Kemajuan teknologi dan informasi dalam dunia pendidikan tidak dapat dihindari lagi. Peran TIK dalam pembelajaran dan manajemen pembelajaran dianggap hal yang sangat urgen dan sangat membantu. Adanya perubahan orentasi pembelajaran dengan melibatkan TIK merupakan sebuah tantangan . Perubahan tradisi ini memerlukan energi yang cukup besar.
Orentasi pembelajaran yang hanya mengandalkan guru sebagai pusat pembelajaran serta sumber informasi menjadi pembelajaran bermakna yang melibatkan siswa serta sumber informasi pengetahuan dari berbagai sumber (Internet) bukanlah perkara yang mudah. Sangat perlu adanya perubahan dari pemeritah dalam hal ini adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam meningkatkan kemampuan penggunaan TIK dalam pembelajaran.